Thursday, March 1, 2012

Tragedi Tambora

    

Pernah mendengar tentang Gunung Tambora di Sumbawa, kisah kecil berikut tentang kedahsyatan Tambora.




Powerfull letusan Gunung Krakatau dan Tambora




Kematian, penghancuran properti, tanaman dan pemusnahan kelaparan adalah dampak seketika dari dua letusan gunung berapi, tetapi seri yang mengikuti tidak hanya anomali cuaca atau sinar matahari redup, tetapi juga mengubah geo-politik kekuatan lokal dan global.




Tidak ada ukuran horor di Sumbawa, 48.000 orang menemui ajalnya sementara yang lain 36 275 melarikan diri ke pulau lainnya. Letusan Gunung Tambora Sumbawa untuk mengecilkan jumlah penduduk 85 000 jiwa. Situasi politik lokal berubah oleh lenyapnya dua kerajaan, Pekat dan Tambora. Menurut sebuah naskah asli, "di mana kapal bisa berlabuh di negara mantan Tambora."




Tapi gambar ini hanya berasal dari buku harian, naskah asli dan cuaca jurnal. Belum ada penelitian meteorologi dan teknologi komunikasi canggih seperti saat ini. Kemudian seseorang dapat mempertautkan letusan Tambora di Indonesia pertengahan April - sampai pertengahan Juli 1815 dan dampaknya menciptakan di tempat tempat lain di dunia.






Gara karena Tambora, dunia mengenang tahun 1816 sebagai "Tahun tanpa musim panas". Di Eropa Barat, Amerika dan Kanada berembus udara beku (salju) yang mematikan. . Disemburnya debu pasir vulkanik menyelimuti permukaan laut, dan abu pekat yang gentayangan sepanjang tahun depan dekat dengan sinar matahari.

Pola cuaca yang terjadi di hampir terbalik di belahan bumi utara Bumi. Salju turun di New England, AS, pada bulan Juni, embun beku dan Juli-Agustus, membuat paceklik (yang bukan oleh kekeringan).




Udara juga menutup pabrik makanan beku di Eropa dan Kanada, menyebabkan kekurangan pangan. Kerusuhan yang disebabkan oleh perebutan jatah makanan meledak di Perancis dan Swiss. Di Irlandia, curah hujan musim dingin terjadi hampir sepanjang musim panas, dan ada 65.000 orang meninggal karena kelaparan dan tipus. Kholera wabah dan tifus menyebar ke wilayah Eropa, membunuh 200.000 orang.

No comments:

Post a Comment